Kopi Gayo Aceh

Kalau Anda mengetik "Kopi Gayo Aceh" di Google, maka Anda akan melihat sebagian besar toko online yang menjual kopi Aceh ini dengan harga bervariasi. Padahal tidak semua orang yang mengetikan kata Kopi Gayo Aceh, mau beli kopi, tapi pingin tahu seluk beluk Kopi Gayo Aceh. Oleh karena itu, dalam blog ini Saya akan bahas secara detail, apa itu Kopi Gayo Aceh.

Saat ini di Aceh, ada dua jenis kopi yang dibudidayakan yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Ada dua jenis kopi Gayo yang sangat terkenal, yaitu kopi Gayo (Arabika) dan kopi Ulee Kareeng (Robusta).

Kopi Arabika umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi "Tanah Gayo", Aceh Tenggara dan Gayo Lues, sedangkan di Kabupaten Pidie terutama daerah Tangse dan Geumpang dan Aceh Barat, masyarakat lebih dominan mengembangkan kopi Robusta.

Kopi Arabika agak besar dan berwarna hijau tua, daunnya berbentuk lonjong, tinggi pohon mencapai tujuh meter. Namun, di perkebunan kopi, ketinggian pohon ini dijaga sekitar 2-3 meter. Tujuannya agar mudah saat dipanen.

Pohon Kopi Arabika mulai memproduksi buah pertamanya dalam tiga tahun. Biasanya cabang tumbuh dari batang sekitar 15 cm. Daun di atas lebih muda warnanya karena sinar matahari, sedangkan di bawahnya lebih gelap. Setiap batang memiliki 10-15 rangkaian bunga kecil yang akan menjadi buah kopi.

Dari proses ini kemudian muncul buah kopi yang disebut ceri, berbentuk oval, dua potong berdampingan. Kopi Gayo adalah salah satu komoditas unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo.

Perkebunan kopi yang telah dikembangkan sejak 1908 tumbuh subur di kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua wilayah tersebut berada di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut dan memiliki perkebunan kopi terbesar di Indonesia, dengan luas sekitar 81.000 ha.

Masing-masing 42.000 ha terletak di Kabupaten Bener Meriah dan sisanya 39.000 ha berada di Kabupaten Aceh Tengah. Gayo adalah nama Masyarakat Asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas orang Gayo bekerja sebagai Petani Kopi.

Varietas arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo adalah yang terbesar di Asia. Kopi Gayo adalah salah satu kopi khas kepulauan dari Aceh yang cukup disukai oleh berbagai kelompok di dunia.

Kopi Gayo memiliki aroma dan rasa yang sangat khas. Sebagian besar kopi yang ada, rasa pahitnya masih tersisa di lidah kita, tetapi tidak demikian dengan kopi Gayo. Rasa pahit hampir tidak terasa di kopi ini.

Rasa asli kopi Gayo ditemukan dalam aroma kopi yang harum dan rasanya enak, hampir tidak pahit. Beberapa bahkan berpendapat bahwa rasa kopi Gayo melebihi rasa kopi Blue Mountain dari Jamaika. Kopi Gayo diproduksi dari perkebunan rakyat di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.

Keasaman kopinya rendah dengan sedikit rasa rempah. Rasanya kuat tapi tidak pahit yang membuatnya sangat populer, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Karakternya yang clean membuatnya dijual sebagai campuran chouse blend.

Sebagian penikmat kopi yang telah merasakannya rata-rata menganggap bahwa rasa kopi Gayo Aceh cenderung nutty dan buttery. Aromanya sangat kuat dengan aksen nutty dan spice. Keasamannya sangat rendah, rasa manisnya cenderung tinggi, dan body yang diproduksinya medium.

Karakter kopi Aceh Gayo Aceh sebenarnya mirip dengan kopi Sumatra pada umumnya, bedanya adalah aftertaste yang bersih. Karena karakter rasa biji, kopi ini sering digunakan sebagai campuran untuk house blend di kafe.

Kopi Gayo Aceh

Ada lebih dari satu varietas dan berbagai jenis kopi Gayo yang dapat Anda temukan di pasaran. Varietas yang paling diperdagangkan dan dibudidayakan adalah timtim dan bourbon merah. Ini disebabkan oleh kebiasaan petani di sana yang menanam berbagai varietas tanaman di satu kebun.

Di daerah ini kopi ditanam secara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau. Kopi Gayo disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia.

Kopi Gayo telah menerima Fair Trade Certified™ dari Organisasi Internasional Fair Trade pada tanggal 27 Mei 2010. Kopi Gayo menerima sertifikat IG (Indikasi Geografis) yang diajukan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Kemudian pada Acara Lelang Kopi Spesial Indonesia pada tanggal 10 Oktober 2010 di Bali, kopi Gayo Arabica kembali mendapat peringkat tertinggi saat mendapatkan skor. Sertifikasi dan pencapaian ini semakin memperkuat posisi kopi Gayo sebagai kopi organik terbaik dunia.

Kopi Arabika dari Dataran Tinggi Gayo, telah dikenal dunia karena memiliki cita rasa khas dengan karakteristik utama termasuk rasa yang kompleks dan ketebalan yang kuat. International Conference on Coffee Science, Bali, Oktober 2010 menominasikan kopi Gayo sebagai yang Terbaik No. 1 dibandingkan dengan kopi Arabika dari tempat lain.

Kopi Gayo cukup terkenal di dunia karena memiliki aroma dan kenikmatan yang khas dan jika sedang dicoba atau diuji untuk rasa dan aroma di daerah Gayo hampir memiliki rasa kopi yang ada di seluruh dunia, ini disebabkan oleh faktor ketinggian dan beberapa aspek lain yang menjadikan kopi gayo terbaik, ini dibuktikan dengan beberapa kali kopi Gayo memenangkan penghargaan sebagai kopi terbaik dunia.

Meskipun krisis di Eropa, itu tidak mengurangi permintaan kopi dari dataran tinggi Tanah Gayo di pasar dunia. Kopi dari wilayah Gayo juga merupakan kopi termahal di dunia sebagaimana dibuktikan pada pameran kopi dunia yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Portland, Oregon Convention Center, Amerika Serikat.

Negara tujuan terbesar untuk ekspor kopi dari Dataran Tinggi Gayo Tanah, yang meliputi kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues, adalah Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Demikianlah info seputar kopi Gayo Aceh. Nantikan pula artikel lainnya tentang :
- kopi gayo termahal di dunia
- harga kopi gayo 2019
- harga kopi gayo aceh asli
- filosofi kopi gayo
- kebun kopi gayo
- kopi gayo wine
- tanaman kopi gayo

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_gayo

Tag : kopi gayo aceh
Back To Top